(6.1) PAI Kontemporer : Ekstrimisme
Ekstremisme dalam Beragama
Pendahuluan
Ekstremisme dalam beragama merupakan fenomena yang kompleks dan telah ada sejak lama, menjangkiti berbagai agama, termasuk Islam. Paham ini ditandai dengan fanatisme yang berlebihan, sikap kaku, dan seringkali menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuannya. Resume ini akan mengulas pengertian, sejarah, contoh, dan ciri-ciri ekstremisme dalam beragama berdasarkan dokumen yang Anda berikan.
A. Pengertian Ekstremisme
Definisi Ekstremisme:
Secara Umum: Ekstremisme adalah paham yang ditandai dengan fanatisme tinggi, seringkali menggunakan kekerasan untuk memaksakan penerimaan paham tersebut.
Istilah dalam Bahasa Arab:
Al-tatharruf: Berada di ujung atau pinggir, melampaui batas.
Al-'unf: Penggunaan kekuatan secara ilegal.
Al-guluww: Melampaui batas dalam beragama.
Tasyaddud: Bersikap keras dan kaku.
Karakteristik Ekstremisme:
Sikap Berlebihan: Melampaui batas kewajaran dalam beragama.
Kekakuan: Tidak fleksibel dan menolak perbedaan pandangan.
Kekerasan: Menggunakan kekerasan untuk memaksakan kehendak.
Ekstremisme, Radikalisme, dan Fundamentalisme:
Ekstremisme: Payung besar yang menaungi radikalisme dan fundamentalisme.
Radikalisme: Kekerasan atas nama agama.
Fundamentalisme: Paham yang bukan milik satu agama, menganut interpretasi literal dan kaku terhadap teks agama.
B. Sejarah Ekstremisme dalam Islam
Moderasi (Wasatiyah) dalam Islam:
Islam mengajarkan keseimbangan dan moderasi dalam beragama.
Firman Allah dalam Q.S. al-Baqarah: 143 menegaskan posisi umat Islam sebagai umat pertengahan yang adil dan menjadi saksi atas kebenaran.
Penyimpangan dari Moderasi:
Kaum Khawarij: Muncul di masa Khalifah Ali bin Abi Thalib, melakukan kekerasan atas nama agama dan mengkafirkan mereka yang berbeda pandangan.
Gerakan Wahabi: Dipimpin oleh Muhammad bin 'Abd al-Wahhab, melakukan kekerasan dan penghancuran atas nama pemurnian agama.
Peperangan dalam Islam:
Peperangan yang dilakukan Rasulullah saw. dan para sahabat bukanlah tindakan radikalisme, melainkan dilakukan untuk membela diri dan mengikuti aturan perang yang ketat.
Penafsiran Teks Agama dan Kepentingan Politik:
Penafsiran teks agama yang beragam dapat dimanfaatkan untuk kepentingan politik dan memicu radikalisme.
Contoh kasus:
Peristiwa Mihnah: Pemaksaan pendapat oleh golongan Mu'tazilah pada masa Khalifah al-Ma'mun.
Gerakan Wahabi: Melakukan kekerasan dan penghancuran situs bersejarah atas nama pemurnian agama.
C. Contoh Sikap Ekstremisme
Takfiri:
Menuduh Muslim lain sebagai kafir tanpa dasar yang kuat.
Dua kategori kekufuran:
Kufur akbar: Mengeluarkan seseorang dari Islam.
Kufur ashgar: Tidak mengeluarkan seseorang dari Islam.
Al-Wala' dan Al-Bara':
Konsep loyalitas dan kebencian yang disalahartikan untuk membenarkan permusuhan dengan mereka yang berbeda pandangan.
Al-Wala': Loyalitas dan kecintaan kepada sesama Muslim.
Al-Bara': Berlepas diri dari kekafiran dan membenci apa yang dibenci Allah.
Bom Bunuh Diri:
Tindakan bunuh diri dilarang dalam Islam, meskipun ada yang mencoba membenarkannya dengan dalih jihad.
Islam melarang bunuh diri dan pembunuhan tanpa alasan yang dibenarkan.
Ulama berbeda pendapat mengenai bom bunuh diri, sebagian membolehkan dalam kondisi perang, namun banyak yang menolaknya.
D. Ciri-ciri Orang yang Bersikap Ekstrem
Tertutup: Memaksakan pandangannya dan menolak pandangan orang lain.
Berburuk Sangka: Mudah menuduh dan hanya melihat keburukan orang lain.
Memperumit: Memberatkan diri sendiri dan orang lain dalam beragama.
Suka Mengkafirkan: Mudah mengkafirkan orang lain yang berbeda pandangan.
E. Dampak Negatif Ekstremisme
Perpecahan Umat: Menimbulkan permusuhan dan konflik antar umat beragama.
Merusak Citra Islam: Mencitrakan Islam sebagai agama yang keras dan penuh kekerasan.
Menghambat Kemajuan: Menciptakan ketidakstabilan dan menghambat kemajuan masyarakat.
F. Solusi Mengatasi Ekstremisme
Pendidikan Agama yang Moderat: Menanamkan pemahaman Islam yang wasatiyah sejak dini.
Dialog Antar Umat Beragama: Mendorong sikap saling pengertian dan toleransi.
Penegakan Hukum yang Adil: Menindak tegas pelaku kekerasan dan ujaran kebencian.
Memperkuat Peran Keluarga: Membangun keluarga yang harmonis dan mengajarkan nilai-nilai keagamaan yang benar.
Ekstremisme adalah penyimpangan dari ajaran Islam yang moderat. Penting untuk memahami Islam secara utuh, menghindari sikap berlebihan, dan bersikap terbuka terhadap perbedaan. Upaya bersama dari berbagai pihak diperlukan untuk mencegah dan mengatasi ekstremisme agar tercipta kehidupan beragama yang harmonis dan damai.
Diskusi