(1.3) Teori Belajar dan Pembelajaran : Konsep Pembelajaran Dalam Kurikulum Merdeka

 Konsep pembelajaran dalam kurikulum merdeka 

A. Prinsip pembelajaran 

Dalam undang-undang nasional tahun 2023 nomor 20 pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, berketuhanan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 

Untuk mewujudkan pelajar profil Pancasila perlu adanya pembelajaran yang mengandung prinsip: 

Pembelajaran yang berbasis tingkat pencapaian murid kebutuhan belajar murid, karakter dan perkembangan murid. Prinsip ini meliputi adanya dukungan pembelajaran akan terbentuknya kesejahteraan murid. Menghormati dan menghargai hak murid untuk belajar, pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan, serta pembelajaran yang inklusif 

Berorientasi pada pembangunan kapasitas belajar murid dan kapasitas mereka untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat. Prinsip ini ditandai dengan : menanamkan grow mindset kepada murid atau pola pikir berkembang, memberlakukan self peer assessment,  serta menanamkan rasa kepemilikan terhadap proses belajar murid sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator. 

Mendukung perkembangan kognitif dan karakter murid secara holistik serta berkelanjutan. : Hal ini ditandai dengan adanya praktek : adanya keseimbangan antara kognitif dan nonkognitif, keseimbangan kompetensi dan karakter, adanya penerapan nilai-nilai yang sesuai untuk pengembangan karakter yang ada dalam profil pelajar Pancasila., rangkaian pembelajaran yang logis serta relevan dengan tingkat kesulitan menyesuaikan dengan karakteristik murid, dalam proses pembelajaran guru memberikan keteladanan, serta guru mampu menstimulasi kemampuan berpikir tingkat tinggi. 

Relevan yakni pembelajaran yang dirancang sesuai konteks kehidupan budaya murid, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra dalam belajar. Hal ini ditandai dengan adanya praktik : pembelajaran yang berpusat pada murid, meneguhkan identitas murid sebagai bagian dari lingkungannya sendiri, adanya kesesuaian antara pembelajaran yang berlangsung di sekolah di rumah serta di lingkungan masyarakat tempat ia berkembang, pembelajaran yang dilakukan mengembangkan kecakapan hidup murid di masyarakat, peka serta toleransi, menghadirkan lingkungan belajar yang positif, bebas dari unsur diskriminasi dan Sara, pembelajaran yang dilakukan merespon keragaman budaya Indonesia dan menjadikannya sebagai kekuatan, adanya pelibatan orang tua dalam proses pembelajaran, serta dukungan dari pihak sekolah untuk membantu orang tua yang membutuhkan dukungan dalam mendampingi murid belajar. 

Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan nantinya. Prinsip ini ditandai dengan adanya : pembelajaran yang mendorong murid untuk mengeksplorasi isu dan kebutuhan masa depan, membangun wawasan, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran serta kualitas assessment, dan juga mendorong murid untuk terus terinspirasi memajukan kehidupan lingkungan, masyarakat, bangsa dan dunia 

Keterkaitan antara pembelajaran dan assessment. 

• Assessmen dikembangkan sejak awal perencanaan pembelajaran sehingga dapat terintegrasi 
• Rangkaian asesmen dan perencanaan pembelajaran merupakan siklus yang berkelanjutan 
• Assessment young lady ranjan masok dalam kriteria belajar murid. 

Pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan. 

Tujuan pengajaran ini adalah penguatan kemampuan literasi dan juga numerasi yang ada pada murid serta pengetahuan pada mata pelajaran yang menjadi capaian pembelajaran. 

Murid tidak terkait pada tingkat kelas namun dikelompokkan pada fase perkembangan murid.